Ikhtisar:Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy menilai keputusan Bank Indonesia (BI) baru-baru ini yang tidak mengubah suku bunga.Kutipan Utama
Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy menilai keputusan Bank Indonesia (BI) baru-baru ini yang tidak mengubah suku bunga.
Kutipan Utama
“Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada 3,50% pada pertemuan kebijakan moneter April 2021. Sejalan dengan itu, BI mempertahankan Deposit Facility rate di level 2,75% dan Lending Facility rate di 4,25%. BI menyatakan keputusan tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar terhadap meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global di tengah ekspektasi inflasi yang masih rendah.”
“BI juga mengambil langkah kebijakan tambahan untuk lebih mendukung pemulihan ekonomi nasional, sekaligus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif.”
Selama pengumuman, bank sentral juga menurunkan prospek pertumbuhannya menjadi 4,1%- 5,1% tahun ini (turun dari perkiraan sebelumnya 4,3% hingga 5,3%), yang lebih sejalan dengan perkiraan pertumbuhan kami 4,0%. BI mencatat bahwa pemulihan ekonomi belum meningkat dengan kuat karena lemahnya konsumsi swasta sejalan dengan terbatasnya mobilitas publik.
“Ke depan, kami berpandangan bahwa BI memiliki ruang yang lebih sedikit untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut mengingat perkembangan eksternal saat ini. Selain itu, kami memperkirakan impor tumbuh signifikan tahun ini, di tengah vaksinasi dan kurva COVID-19 yang semakin datar, dan pada gilirannya, meningkatkan permintaan dolar AS. Pemulihan impor yang lebih kuat dikonfirmasi oleh perkembangan angka impor bulan Maret yang naik 25,7% y/y (laju tercepat sejak Juli 2018). Pemulihan impor perlu diimbangi dalam jangka pendek dengan aliran masuk modal portofolio, karena itu membutuhkan perbedaan yield yang memadai agar tetap menarik. Kami mempertahankan perkiraan suku bunga BI kami tetap stabil di 3,50% untuk sisa tahun ini. BI akan tetap akomodatif melalui tindakan-tindakan moneter, makroprudensial, dan pendukung likuiditas lainnya untuk lebih mendukung pemulihan ekonomi nasional.”