Ikhtisar:Bank sentral Indonesia, Bank Indonesia (BI), tidak melakukan perubahan pada benchmark reverse repo 7-hari, menjadi 3,50% selama pertemuan kebijakan mo
Bank sentral Indonesia, Bank Indonesia(BI), tidak melakukan perubahan pada benchmark reverse repo 7-hari, menjadi 3,50% selama pertemuan kebijakan moneter Juni yang diadakan Kamis ini.
Gubernur bank sentral Perry Warijyo mengatakan bahwa peningkatan kasus covid tetap menjadi risiko bagi pertumbuhan PDB.
Komentar tambahan
Pernyataan Fed mengurangi ketidakpastian.
Konsumsi rumah tangga, aktivitas manufaktur, ekspor membaik di Kuartal ke-2.
Mempertahankan prospek PDB 2021 di +4,1% hingga +5,1%.
Mempertahankan perkiraan defisit transaksi berjalan 2021 pada 1% hingga 2% dari PDB.
Untuk terus memperkuat langkah stabilisasi rupiah.
Inflasi 2021 Tahunan terlihat dalam kisaran target 2% -4%.
Injeksi likuiditas bersih 2021 sebesar Rp 94,03 triliun.
Pembelian obligasi tahun 2021 di pasar utama sebesar Rp 116,26 triliun.
Keputusan suku bunga konsisten dengan kebutuhan untuk menjaga kestabilan rupiah di tengah ketidakpastian pasar global, prospek inflasi yang rendah, mendukung PDB.
Untuk mendukung pemulihan ekonomi, bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial yang akomodatif, mempercepat pembayaran digital.
Akan memantau dinamika peningkatan kasus covid dan dampaknya terhadap perekonomian.
Implikasi FX
Rupiah (IDR) menunjukkan sedikit reaksi terhadap hasil kebijakan yang sesuai dengan ekspektasi dari BI.
Pada saat penulisan, USD/IDR diperdagangkan di 14.362, naik 0,90% setiap hari.