Ikhtisar:Harga minyak turun pada Rabu (06/10) pagi di Asia. Namun, WTI berjangka berada di level tertinggi sejak 2014, pasalnya krisis energi global terus memperketat pasar minyak mentah, gas alam, dan batu bara.
Harga minyak turun pada Rabu (06/10) pagi di Asia. Namun, WTI berjangka berada di level tertinggi sejak 2014, pasalnya krisis energi global terus memperketat pasar minyak mentah, , dan batu bara.
Brent berjangka juga membatasi kerugian di tengah kekhawatiran atas pasokan yang ada, sementara investor cairan hitam juga mencerna keputusan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) untuk tetap dengan rencana peningkatan produksi.
Harga minyak turun 0,23% ke $82,52 per barel pukul 11.31 WIB menurut data Investing.com dan harga minyak turun tipis 0,09% di $78,86 per barel.
Keputusan kelompok ini, yang diumumkan pada hari Senin, mengatakan OPEC+ akan mematuhi pakta bulan Juli untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan hingga setidaknya April 2022, tanpa meningkatkan angka tersebut.
“Minyak mentah memperpanjang kenaikan dengan investor khawatir mengenai ketatnya pasar karena krisis energi meningkatkan permintaan,” sebut ANZ dalam catatan.
“Kenaikan OPEC+ jauh di bawah ekspektasi pasar, mengingat krisis energi di seluruh dunia. Tidak mengherankan, ada spekulasi OPEC akan dipaksa untuk bergerak sebelum pertemuan yang dijadwalkan berikutnya jika permintaan terus melonjak,” tambah catatan itu.
Komite teknis bersama OPEC pada bulan September mengatakan bahwa mereka memperkirakan defisit pasokan 1,1 juta barel per hari pada tahun 2021, yang dapat meningkat menjadi surplus 1,4 juta barel per hari pada tahun 2022.
Sementara itu, data pasokan minyak mentah AS menunjukkan tanda-tanda melambatnya permintaan bahan bakar di negara importir minyak global itu.
, yang dirilis pada hari Selasa, menunjukkan peningkatan 951.000 barel untuk pekan terakhir 1 Oktober. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memperkirakan penurunan sebesar 300.000 barel, sementara peningkatan 4,127 juta barel tercatat selama minggu lalu.
Investor sekarang menunggu , yang akan dirilis sesi hari ini.